Tuesday, 26 October 2010

19 Tips Sukses Menurunkan Berat Badan

DIET SEHAT
Anda penderita kegemukan, mulai digerogoti penyakit, dan dokter mengharuskan Anda menurunkan berat badan? Perhatikan tips sukses menurunkan berat badan berikut:
  1. Catat aktivitas makan Anda setiap hari. Apa yang Anda makan dan berapa jumlahnya. Esok paginya, evaluasi aktivitas tersebut.
  2. Tentukan waktu makan Anda. Disiplinkan diri Anda untuk tidak makan di luar jam makan.
  3. Makanlah pelan-pelan. Makan yang terburu-buru dapat menyebabkan Anda kehilangan kontrol seperti orang kelaparan. Anda jadi makan lebih banyak daripada yang seharusnya, dan semakin sulit menurunkan berat badan.
  4. Kurangi asupan kalori sebanyak 500-1000 kalori per hari. Menurut teori, jika Anda mengurangi 500 kalori, maka Anda akan kehilangan berat badan sebanyak 500 gr per minggu (500 gr ekuivalen dengan 3500 kalori).
  5. Jangan biasakan diri makan sambil berdiri, tapi duduklah.  Makan sambil berdiri, apalagi sambil bicara pula, dapat menyebabkan jumlah makanan yang masuk tidak terkontrol.
  6. Jangan menonton televisi sambil makan snack (ngemil), karena Anda jadi tidak tahu persis jumlah serta jenis makanan yang masuk perut Anda.
  7. Ambil makanan dalam porsi secukupnya, jangan berlebihan.
  8. Hindari ngemil snack, ganti dengan camilan sehat buah. Baca penyebab nafsu ngemil berlebihan DI SINI
  9. Jangan menyiapkan stok makanan (camilan) terlalu banyak di rumah. Beli stok makanan secukupnya saja. Stok makanan yang melebihi kebutuhan akan mendorong kita untuk segera menghabiskannya, itu akan sangat mengganggu program menurunkan berat badan!
  10. Kurangi jenis makanan pencuci mulut yang tinggi kalori seperti pudding dan es krim.
  11. Kurangi makanan yang digoreng atau dimasak dengan santan.
  12. Perbanyak minum air putih.
  13. Habis makan jangan langsung tidur, usahakan ada jeda minimal satu jam.
  14. Jangan makan makanan berat waktu malam, karena akan sangat mudah disimpan menjadi lemak di tubuh Anda.
  15. Olahraga yang teratur untuk melancarkan metabolism dan mempercepat proses menurunkan berat badan.
  16. Bedakan antara “mencicipi makanan” dengan “makan” pada saat memasak (intinya: jangan makan saat memasak!).
  17. Saat pesta, usahakan lebih sering memegang minuman sehingga perut cepat kenyang dan nafsu makan berkurang.
  18. Kurangi menyantap daging ayam yang banyak lemak, apalagi kulitnya.
  19. Jangan suka menyediakan makanan di tempat kita beraktivitas seperti di meja kerja atau meja belajar. Simpan makanan pada lemari khusus, keluarkan hanya pada waktu makan.
Ingin  makanan bergizi seimbang rendah kalori yang praktis untuk menu diet sehat Anda? 
RAHASIA MENURUNKAN BERAT BADAN

Sunday, 17 October 2010

4 Kesalahan Cara Diet

Kebanyakan orang kurang memahami cara diet yang efektif buat menurunkan berat badan. Padahal, jutaan orang di seluruh dunia, terutama kaum hawa mendambakan tubuh langsing nan singset. Untuk mencapai tujuan itu, tak jarang mereka mengambil jalan pintas yang dianggap mudah, padahal buntut-buntutnya justru berefek buruk terhadap tubuh mereka sendiri.

Anda bermasalah dengan berat badan? Kenali beberapa cara diet yang lazim dilakukan orang buat menurunkan berat badan, namun sesungguhnya merupakan pola yang keliru:




1. Mengurangi Makan

Inilah kesalahan cara diet yang paling sering dilakukan kebanyakan orang, terutama wanita. Bahwa cara ampuh menurunkan berat badan adalah dengan mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi. Mereka rela berlapar-lapar ria, pokoknya berat badan cepat turun! Asumsinya, dengan mengurangi asupan makanan sebanyak mungkin, berat badan ideal akan lebih cepat dicapai.

Padahal, tahukah Anda, jika tubuh Anda kerap merasa lapar lantaran asupan makanan yang tak mencukupi, tubuh secara otomatis akan memperlambat laju metabolismenya. Walhasil, berat badan justru nggak turun-turun! Tubuh kita membutuhkan asupan makanan seimbang yang cukup untuk dapat bermetabolisme dengan baik.

Ingin makanan gizi seimbang, namun rendah kalori, mengenyangkan, dan tetap berenergi? 

2. Puasa dengan Dalih Diet

Yang ini mirip dengan poin nomor 1 di atas. Puasa dengan dalih diet. Waktu sahur, tidak memerhatikan asupan makanannya, bahkan mungkin tidak sahur sama sekali. Lebih parah lagi, jika ditambah saat buka puasa malah “balas dendam”. Saking laparnya, sampe lupa kalo sedang diet. Semua yang ada di meja disikat habis!

Waah… gimana berat badan bisa turun kalau begitu? Jelas beda hasilnya: puasa karena Allah atau puasa karena diet. Niat yang beda, hasilnya juga beda!

3. Diet selektif

Ini adalah cara diet dengan hanya mengizinkan jenis makanan tertentu yang terbatas, serta sama sekali melarang satu kelompok makanan tertentu (biasanya jenis makanan berlemak dan yang manis-manis).

Cara diet model begini patut diwaspadai, karena sebenarnya kita membutuhkan banyak zat gizi yang bisa diperoleh dengan mengonsumsi jenis makanan yang bervariasi. Jika kekurangan gizi, kita akan mudah jatuh sakit.

Mungkin bisa saja berat badan Anda turun hanya dengan makan sup bayam, misalnya. Tapi berapa lama Anda bisa tahan hanya dengan satu jenis makanan setiap harinya? Kodrat kita sebagai manusia kan “pemakan segala” (hehehe…). Cepat atau lambat, Anda akan bosan dan kembali mencari makanan favorit. Hasilnya sudah bisa ditebak. Berat badan kembali naik!

Wahh… udah capek-capek menahan makan, eh, tujuan diet malah nggak tercapai! Jadi rugi dua kali, deh!

Ingin diet gizi seimbang, dan tetap boleh menyantap makanan favorit? 

4. Diet “Ramuan Ajaib”

Ini adalah cara diet dengan mengonsumsi ramuan tertentu, entah jamu, suplemen makanan, atau obat diet. Katanya dengan minum ramuan ini, berat badan Anda bisa turun dalam sekejap (sulap kali yeee…!)

Walaupun berat badan Anda mungkin bisa turun drastis dengan cara ini, Anda tetap harus berhati-hati, karena bisa jadi yang berkurang adalah cairan tubuh, bukannya lemak tubuh. Apalagi ada sejumlah produk “ramuan ajaib” yang mensyaratkan kita tidak boleh banyak minum air putih agar ramuannya bekerja. Waduh, bisa dehidrasi tuh!

Lantas, gimana sih cara diet yang benar?

Simak petuah dari dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK, spesialis gizi klinik dari RS Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta.

“Cara diet yang benar adalah tetap mengonsumsi makanan dengan komposisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah seimbang. Tentu saja dengan total kalori yang lebih rendah dari yang biasa dikonsumsi, sehingga tubuh akan menggunakan simpanan energi tubuh, yaitu lemak tubuh, baik yang berlokasi di bawah kulit maupun yang berada di dalam tubuh (lemak viseral). Dengan hilangnya massa lemak tubuh, maka akan terjadi penurunan berat badan," terang dokter yang juga mengajar di FKUI-RSCM ini. (www.tabloidnova.com)

Pengertian “diet” sendiri adalah kombinasi makanan dan minuman di dalam hidangan yang dikonsumsi sehari-hari. Jadi, mengatur pola makan menjadi lebih sehat. (INGAT: mengatur pola makan, bukan mengurangi makan!)

Menerapkan cara diet yang salah dapat berakibat tidak tercapainya target menghilangkan massa lemak tubuh. Berat badan turun bukan disebabkan hilangnya massa lemak, melainkan cairan tubuh atau massa otot.

Thursday, 14 October 2010

DIET GOLONGAN DARAH B: No Kedelai?

Rista (bukan nama sebenarnya), seorang sahabat saya di Facebook, sedang bingung. Berbulan-bulan ia melakukan riset untuk menemukan cara diet yang pas untuk dirinya yang overweight. Dan ia baru saja menemukan tentang diet golongan darah.

Artikel-artikel tentang diet golongan darah yang ditemukannya dari hasil googling ini membuat kebimbangannya memuncak. Karena dari semua artikel yang dibacanya tentang diet golongan darah, dirinya yang bergolongan darah B sesungguhnya justru sangat cocok dengan asupan produk susu yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi, dan sebaiknya menghindari kacang-kacangan seperti kedelai.



Sungguh bertentangan dengan berbagai mainstream panduan diet yang selama ini dipelajarinya!

Menurut teori diet golongan darah B, kedelai dan produk kedelai (tempe, tahu, dan susu kedelai) tergolong makanan yang harus dihindari (bersifat seperti racun), karena mengandung lektin yang dapat mengganggu produksi insulin dalam tubuh si pemilik golongan darah B.

Di sini saya tidak ingin berpanjang teori mengenai diet golongan darah. Buat Anda yang belum ngeh soal ini, silahkan tanya saja pada Mbah Google :-).

Now, lets talk about the fact!

Suami saya adalah seorang bergolongan darah B bertinggi 165 cm. Sebelum diet, berat badannya 92 kg. Seorang carboholic dengan segudang problem kesehatan: asam urat, gangguan pernafasan, gampang masuk angin, gangguan pencernaan, serta berisiko tinggi terkena diabetes (nenek dan ibunya meninggal karena penyakit diabetes).

Suami saya lantas mencoba Program Diet Nutrisi, yaitu diet dengan memerhatikan asupan makanan seimbang. Pagi dan malam dia makan dengan “menu istimewa”: terbuat dari protein kedelai (jangan lupa, suami saya bergolongan darah B, yang menurut teori diet golongan darah harus menghindari kacang-kacangan seperti kedelai yang merupakan “racun” yang bisa mengganggu kesehatan), buah & sayur berkualitas tinggi dan bergizi lengkap. Hanya siang hari ia makan biasa (nasi plus lauk-pauknya).

Hasilnya? Tiga hari pertama menjalani program diet sehat ini, bobot tubuhnya turun 3 kg! Total turun 12 kg dalam 2 bulan, dengan sejumlah BONUS tak terduga: asam urat sembuh, BAB lancar, gak gampang masuk angin lagi, problem tidur mendengkur (karena asma) jauh berkurang. Orang-orang di sekeliling kami pun banyak berkomentar bahwa suami saya kini terlihat awet muda, wajah lebih bersih dan bercahaya (ehem…ehem…:-)). Beberapa kenalan yang sekian lama tak jumpa bahkan sempat pangling saat berjumpa suami saya, meskipun aslinya sih suami saya belum langsing betul… (hehehe…)

Cara yang sama juga diterapkan oleh salah seorang klien saya, Irma di Sumba (NTT). Ibu satu anak ini juga bergolongan darah B. Awalnya dia tertarik dengan program ini hanya untuk menurunkan berat badan. Dia tidak menyangka, bahwa rutin menjalani Program Diet Nutrisi tak hanya berefek berat badannya turun 7 kg, namun ia juga menikmati sejumlah BONUS: stamina oke, kaki nggak sakit lagi (pekerjaannya sehari-hari adalah berdiri melayani pembeli di sebuah counter HP miliknya di Kota Waikubabak, NTT).

Memang, bagi banyak ahli gizi di Indonesia, juga di negara-negara lain, diet yang terbaik untuk dijalankan sampai saat ini adalah dengan gizi seimbang. Diet gizi seimbang adalah mengasup makanan dengan kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Tipe darah bisa dipakai sebagai tambahan informasi untuk mengenali diri, tapi jangan digunakan sebagai patokan dasar. Yang jelas, setiap hari gizi seimbang dengan variasinya mesti dijalani. (yang ini bukan kata saya lho, tapi menurut seorang pakar di Gizi.net :-)).

Saya pribadi lebih percaya pada diet ala Rasulullah yang lebih menekankan pada hal-hal seperti: jangan makan ayam bersama susu, atau jangan makan buah bersama susu (lampu kuning buat penggemar es teler), atau jangan makan buah setelah makan (tapi makan buah dulu, baru makan). Lhooo… kenapa? Sabar… karena ini agak oot (out-of-topic), Insya Allah saya akan membahasnya di lain kesempatan :-).

Oya, bagi Anda yang baru kenal saya, mungkin penasaran dengan “menu istimewa” yang dimakan suami dan klien saya Irma. Klik saja link di bawah ini:

http://dietasyik.blogspot.com/2009/12/nutritional-shake-mix.html

Wednesday, 13 October 2010

Memahami Indeks Glikemik Makanan

Lagi diet? Di samping menghindari lemak, Anda juga harus memerhatikan indeks glikemik setiap makanan yang Anda santap.

Mungkin Anda spontan bertanya: Apa tuh indeks glikemik? Istilah ini memang masih kurang populer bagi orang awam. Namun pengetahuan tentang hal ini akan sangat membantu Anda dalam memilih makanan yang tepat untuk tujuan diet, terutama menurunkan berat badan.


Apa sih Indeks Glikemik?

Indeks Glikemik adalah angka yang menunjukkan tingkatan suatu makanan berdasarkan efeknya terhadap kenaikan kadar gula darah. Semakin tinggi indeks glikemik suatu makanan, berarti semakin cepat makanan tersebut menyebabkan kenaikan kadar gula darah di tubuh Anda.

Lantas Apa Hubungan Kenaikan Kadar Gula Darah dengan Kegemukan?

Semakin cepat kadar gula darah tubuh Anda meningkat, semakin cepat pula Anda merasa lapar. Singkat kata, makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat memicu nafsu makan dan ngemil yang berlebihan. Makanan jenis inilah yang menjadi biang keladi bertambahnya berat badan seseorang secara tidak terkontrol.

Ngemil Bikin Gemuk?

Kebanyakan orang beranggapan ngemil bikin gemuk. Anda suka ngemil? Ketahuilah, camilan dengan indeks glikemik rendah juga baik untuk tubuh karena tidak menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang signifikan. Akibatnya, stamina Anda menjadi lebih stabil, lambung lebih lama penuh, sehingga Anda tidak mudah lapar.

Kategori Indeks Glikemik

Indeks glikemik dikelompokkan menjadi tiga, dengan kisaran angka 0-100.
·    Kurang dari 55: Rendah
·    Antara 55-70: Sedang
·    Lebih dari 70: Tinggi

Tiap makanan memiliki kategori indeks glikemik. Bahkan tiap jenis buah yang sering dianggap makanan terbaik untuk diet pun memiliki kategori indeks glikemik yang berbeda-beda.

Misalnya, apel dan ceri termasuk buah dengan indeks glikemik rendah. Pisang dan mangga tergolong buah dengan indeks glikemik sedang. Sedangkan melon termasuk buah dengan indeks glikemik tinggi.

Ada satu bahan pangan lagi yang memiliki indeks glikemik rendah dan bisa dijadikan camilan. Bahan tersebut adalah kedelai yang sangat mudah didapat, karena orang Indonesia umumnya adalah pecinta tahu dan tempe yang murah-meriah :-)

Namun perlu diingat, makanan dengan indeks glikemik rendah tak semuanya menyehatkan. Sebaiknya pilih makanan dengan indeks glikemik rendah dan lemak rendah. Jika indeks glikemik rendah namun lemak tinggi, tetap saja makanan tersebut akan menyebabkan obesitas yang memicu berbagai penyakit degeneratif. Misalnya, jika Anda rajin ngemil tempe dan tahu goreng, yah sama juga bohong karena minyak yang digunakan untuk menggoreng tahu dan tempe tersebut mengandung lemak yang tinggi.

Coklat batangan juga memiliki indeks glikemik rendah, namun kadar lemaknya tinggi. Maka berhati-hatilah mengonsumsi coklat batangan, karena bisa menyebabkan obesitas jika dikonsumsi berlebihan.

Friday, 1 October 2010

KARBOHIDRAT: Kawan atau Lawan?

Nia panik! Berat badannya kian hari kian melar tanpa bisa dikontrol! “Makanya, jangan banyak-banyak makan karbohidrat!” demikian saran seorang teman kantornya.

Wah, ini bukannya ngasih solusi malah bikin tambah bingung! pikir Nia dalam hati. Memangnya yang termasuk karbohidrat apa saja, sih? Kalo nggak salah, di pelajaran SD dulu, karbohidrat termasuk dalam makanan empat sehat lima sempurna, yaitu nasi. Waduhh… nasi kan makanan pokok kita? Hukumnya wajib dimakan minimal tiga kali sehari! Kalau harus ngurangin makan nasi, ntar lemes lagi, nggak bisa konsentrasi, bisa-bisa dimarahin si bos!


Teman-teman, bener nggak sih karbohidrat itu musuh bagi orang gemuk atau orang yang lagi diet? Biar nggak penasaran, dan biar tahu rambu-rambu makanan yang baik dikonsumsi untuk tujuan diet, yuk cari tahu tentang karbohidrat.

APA ITU KARBOHIDRAT?

Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Kata karbohidrat berasal dari kata hidrat arang, dengan nama lain sakarida (dari bahasa Yunani sákcharon, berarti "gula"). Pada manusia, fungsi utama karbohidrat adalah sebagai bahan bakar tubuh.
Secara sederhana “karbohidrat” memang berarti “gula”. Namun dalam perkembangannya, karbohidrat mengalami perluasan makna sehingga dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Karbohidrat Sederhana (Simple Carbohydrate)

Karbohidrat sederhana merupakan jenis karbohidrat yang memiliki kadar gula tinggi. Ia cepat diserap tubuh karena sudah berupa butiran-butiran gula yang mengandung glukosa dan mudah diserap.
Contoh karbohidrat sederhana adalah produk gula itu sendiri atau yang mudah dicerna menjadi gula, misalnya permen, sirup, bolu, kue kering, dan selai. Juga ditemukan pada produk susu serta makanan olahan seperti roti putih, pasta, dan gula putih.

Karbohidrat sederhana lebih cepat digunakan tubuh sebagai energi sehingga cepat menimbulkan rasa lapar. Semakin banyak Anda mengonsumsi karbohidrat sederhana, semakin sering Anda merasa lapar. Siklus lapar yang berulang menimbulkan frekuensi makan/ngemil yang berlebihan. Maka tak heran karbohidrat jenis ini kerap menjadi biang keladi naiknya berat badan seseorang.

2. Karbohidrat Kompleks (Complex Carbohydrate)

Karbohidrat kompleks diserap tubuh secara perlahan, sehingga kadar gula darah dalam tubuh pun naik secara perlahan pula. Karbohidrat jenis ini juga mengandung banyak vitamin, serta identik dengan makanan berserat tinggi. Contohnya adalah apel, pir, dan jeruk. Sedangkan nangka, mangga, dan duren termasuk buah-buahan berserat rendah.

Jika Anda mengonsumsi karbohidrat kompleks, tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk menguraikannya menjadi gula. Dengan demikian, gula memasuki aliran darah dengan laju kecepatan yang lebih stabil. Walhasil, Anda akan merasakan kenyang yang lebih lama, tidak cepat lapar lagi.
Karbohidrat kompleks terdapat dalam roti gandum dan pasta, kacang-kacangan, beras merah, dan sayuran.

Untuk tujuan diet, konsumsi karbohidrat perlu diimbangi dengan makanan campuran yang berserat tinggi. Karena semakin banyak serat yang dikandung suatu  makanan, semakin perlahan proses pencernaannya dan semakin lambat pula peningkatan kadar gula darah.

Dengan demikian, tak semua karbohidrat merupakan musuh bagi Anda yang bermasalah dengan kelebihan berat badan. Karbohidrat kompleks merupakan pilihan diet yang baik. Karena itulah ada istilah “diet karbohidrat”, yaitu  diet dengan cara meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana.

Namun, tak semua karbohidrat kompleks baik untuk tujuan diet. Karena masih ada indikator lain, yaitu indeks glikemik (= angka yang diberikan kepada makanan tertentu yang menunjukkan seberapa tinggi makanan tersebut meningkatkan gula darah setelah di komsumsi). Semakin tinggi indeks glikemik suatu makanan, semakin cepat menyebabkan kadar gula darah seseorang meningkat. Akibatnya, makanan itu semakin merangsang seseorang untuk terus makan.

Beras putih yang merupakan makanan utama kebanyakan orang Indonesia pun sebenarnya termasuk karbohidrat kompleks. Namun karena kandungan gula yang relatif tinggi dan rendah serat, maka ia tak disarankan bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan. Gunakan beras merah sebagai penggantinya.

Adapun contoh jenis makanan karbohidrat kompleks dengan indeks glikemik rendah adalah sayur-mayur. Misalnya bayam. Kalau kita makan bayam, kita akan cepat merasa kenyang. Usahakan juga mengonsumsi karbohidrat berserat tinggi, misalnya beras merah.

Karbohidrat menjadi musuh yang jahat jika asupan karbohidrat tidak diimbangi gerak tubuh yang cukup untuk membakar kelebihan kalorinya! Apalagi jika Anda senang ngemil. Ini akan menyebabkan penumpukan karbohidrat dalam tubuh yang kemudian disimpan dalam bentuk lemak. Sedangkan kandungan gulanya akan menimbulkan penyakit diabetes yang berujung pada komplikasi pelbagai penyakit seperti jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke.

Survei membuktikan: konsumsi karbohidrat berlebihan berdampak tubuh perlu baju dan celana baru yang ukurannya jauh lebih besar! Kabar buruk lain, kelebihan karbohidrat yang berkelanjutan menurut  penelitian akan menyebabkan kanker payudara akibat penumpukan gula dalam darah yang sia-sia!

Namun bukan berarti Anda harus memusuhi karbohidrat secara membabi-buta. Misalnya, karena ingin cepat turun berat badan, asupan karbohidrat ditiadakan sama sekali. Terlepas dari dampak negatifnya, zat ini juga memiliki manfaat positif, antara lain mengatur gula darah, menyimpan energi, memperbaiki otot-otot, serta memelihara dan mengatur saluran pencernaan yang sehat.

So, Anda tentu bisa menyimpulkan sendiri sekarng. Karbohidrat kawan atau lawan? Tergantung bagaimana kita memilih jenis karbohidratnya dan menentukan jumlah asupan yang cukup bagi tubuh kita!